Selasa, 10 Januari 2017

Fenomena membanjirnya tenaga kerja Cina ilegal yang masuk ke Indonesia

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia, Jumhur Hidayat, meminta pemerintah mewaspadai fenomena membanjirnya tenaga kerja asing ilegal yang masuk ke Indonesia.

Menurut dia, ada logika ekonomi yang tidak umum yang digunakan para pengusaha dalam menerima para tenaga kerja asing itu.

Dalam prinsip ekonomi, ia menjelaskan, pengusaha tentu akan berupaya untuk menekan biaya produksi demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Dalam hal ini, upaya yang mereka lakukan yakni dengan mempekerjakan tenaga kerja lokal dengan harapan dapat digaji lebih murah.

"Misalnya begini, (tenaga kerja) China datang ke Indonesia, gajinya bisa dua atau tiga kali lebih besar dari gaji orang lokal," kata Jumhur saat diskusi Polemik bertajuk "Di Balik Serbuan Warga Asing" di Jakarta, Sabtu (24/12/2016).

Belum lagi, kata dia, perusahaan juga harus membayar biaya transportasi serta akomodasi para tenaga kerja asing itu selama berada di Indonesia.

Dalam konteks tersebut, biaya yang dikeluarkan perusahaan terlalu besar, sehingga menekan angka pendapatan yang mereka terima.

"(Atau) mungkin dia punya misi negara, dan karena misi negara dia boleh buang uang. Jadi menurut saya ini bukan hanya bisnis semata tapi ada beyond business," kata dia.

Ingin baca berita lengkapnya silahkan klik sumbernya  (tribunnews)

Kutipan dari sumber lain..

Masuknya imigran gelap asal Tiongkok ke Indonesia sudah dilakukan secara masif di daerah pinggiran dan kawasan perbatasan.

Modusnya, dengan cara menetap atau tinggal di area pertambangan dan perkebunan serta daerah industry. Mereka berstatus sebagai tenaga kerja asing (TKA).

Cara itu banyak diungkap petugas keimigrasian dan ketenagakerjaan di sejumlah daerah.

Terbaru, lima warga negara asing (WNA) asal Tiongkok diamankan dari lokasi pertambangan emas tanpa izin di Kecamatan Subah, Sambas, Kalimantan Barat pada Jumat (25/11).

Kelima WNA itu bernama King Long Wu, Lin Guozhong, Qing Lailin, Cin Guongzu, dan Wu Qing Chau.

Mereka diduga tidak mengantongi izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA) dari pemilik tambang emas ilegal tersebut. Izin tinggal kelima petambang itu juga melebihi batas waktu (over stay).

Sebelumnya sebanyak 4 WNA Tiongkok juga ditemukan di Bogor, Jawa Barat pada Selasa (8/11).

WNA itu bekerja di daerah pertanian dan perkebunan Kecamatan Sukamakmur.

Mereka tidak memiliki dokumen keimigrasian dan ketenagakerjaan yang legal. Bukan hanya itu, serbuan WNA Tiongkok juga pernah terungkap di Banten awal Agustus.

Sebanyak 68 pekerja asing asal Tiongkok diamankan karena diduga melanggar aturan imigrasi. Di antara 68 itu, 31 pekerja tidak mengantongi dokumen resmi ketenagakerjaan dan keimigrasian.
Ingin baca berita lengkapnya silahkan klik sumbernya  (jpnn)




Sumber: http://kenyoot.blogspot.com/2016/12/fenomena-membanjirnya-tenaga-kerja-cina.html

Berita Hoax

1. Buku Populer Yang Tidak Pernah Ada




Pada tahun 1950-an, seorang penyiar acara radio tengah malam, Jean Shepherd, menggagas sebuah ide gila untuk membuat sebuah novel, yang tidak pernah ada di dunia ini.

Ide itu timbul di benaknya, setelah dia mengunjungi sebuah toko buku di daerah tempat dia tinggal. Di sana dia menyadari, orang-orang yang bergulat dalam bisnis penerbitan, akan mengikuti ke manapun arah popularitas membawa mereka.

Jean pun kemudian memutuskan untuk membicarakan sebuah buku yang sangat laris, tapi tak pernah dibuat dan dipublikasikan.

Penyiar radio itu lalu memutuskan untuk memberi judul 'karangannya', I, Libertine, karya penulis Frederick Ewing. Pendengar setia acara radionya pun mulai heboh membicarakan buku tersebut, dan mulai mencari-cari karya fenomenal itu.

Jean kemudian bekerjasama dengan seorang kenalannya di media, mengatakan bahwa mereka telah mewawancarai penulis novel tersebut.

Saat berita yang menyebutkan bahwa novel tersebut hoax, kepala perusahaan penerbitan Ballantine Books, menghubungi Jean dan seorang penulis, Theodore Strugeon, untuk menciptakan novel I, Libertine.

Jean membuat alur cerita buku tersebut dan Theodore menjadi penulis utamanya.







2. Pohon Spaghetti




Pada 1 April 1957, seorang wartawan Eropa mengklarifikasi berita mengenai 'pohon spageti' adalah hoax.

Berita mengenai sebuah keluarga di selatan Swiss menumbuhkan mi di ladang mereka, awalnya di siarkan dalam sebuah program acara milik BBC, Panorama.

Setelah kemunculan berita tersebut, ribuan orang menghubungi media tersebut, bertanya bagaimana caranya menanam spageti di kebun.

Pada masa itu, spageti belum begitu terkenal di Inggris. Sehingga tidak banyak yang menyadari, mi itu terbuat dari tepung dan air.








Sumber: http://global.liputan6.com/read/2527160/8-berita-menggegerkan-yang-ternyata-hoax